Kejadian kekerasan yang dilakukan oleh siswa SD di Bukittinggi tentunya sangat mengejutkan dunia pendidikan di indonesia. Para siswa yang seharusnya pergi ke sekolah untuk mencari ilmu dan diharapkan dapat menjadi generasi penerus bangsa ternyata dekat dengan dunia kekerasan. Kita tentu sepakat bahwa kekerasan merupakan sebuah tindakan yang tidak dapat dibenarkan oleh siapapun, apalagi apabila dilakukan oleh murid SD yang usianya sangat jauh dari dewasa.
Kejadian kekerasan tersebut mungkin saja hanya salah satu kejadian dari banyaknya kejadian yang mungkin tidak terekam/terangkat ke permukaan publik. Hal tersebut tentunya menjadi “warning” yang sangat serius bagi dunia pendidikan dan pembentukan karakter anak bangsa ke depan.
Dekatnya anak-anak dengan kekerasan tidak dapat dipisahkan dari peran dan tanggung jawab pemerintah melalui instansi-intansi terkait, guru dan juga orang tua murid dalam memberikan pengawasan dan pendidikan yang baik terhadap anak-anak.
Seperti kita ketahui di era globalisasi seperti saat ini, dimana arus informasi sangat cepat berputar melalui media internet, televisi dan lain-lain, bukan tidak mungkin terdapat konten-konten dalam media-media (televisi, internet dan lain nya) tersebut yang buruk untuk perkembangan anak dan luput dari perhatian pengawasan orang tua.
Banyaknya media yang dapat menyuguhkan informasi sebenarnya baik untuk proses pendidikan anak. Namun kita juga tidak dapat memungkiri bahwa arus informasi tersebut ibarat dua sisi mata uang, dimana satu sisi baik untuk kemudahan untuk menambah wawasan dan pengetahuan, tapi di sisi lain terdapat sisi yang membahayakan apabila informasi tersebut terdapat konten yg mencontohkan perilaku yang tidak baik untuk disuguhkan terhadap anak-anak.
Oleh karena itu dibutuhkan pendampingan yang efektif dari guru di sekolah dan juga oleh orang tua siswa ketika di luar sekolah agar para anak dapat terfilter dari informasi dan pengaruh buruk yang mungkin dapat ditiru oleh anak tersebut.
Selain melakukan pendampingan dan pengawasan terhadap informasi yang dapat diakses oleh anak-anak, sudah sepatutnya juga para guru dan orang tua siswa dapat menanamkan nilai-nilai budi pekerti yang baik terhadap anak-anak.
Pelajaran akademik memang penting dalam perjalanan tumbuh kembang anak. Tetapi pelajaran mengenai budi pekerti jauh lebih penting untuk pembentukan karakter anak bangsa.
Pada prinsipnya perilaku-perilaku kekerasan dan bullying di lingkungan sekolah harus dihentikan. Ini merupakan pekerjaan rumah bersama yang harus diselesaikan, sehingga kita harapkan anak-anak tersebut dapat menjadi anak bangsa yang menjadi generasi penerus yang memberi kontribusi positif untuk mewujudkan indonesia yang lebih baik.
© 2014-2024 Sudah Dong
Kontak Kami:
support@kawulamadani.org
INFO
ACT
SOCIAL MEDIA