Kasus pelecehan, penindasan, penyiksaan atau bullying bisa berakibat sangat fatal. Apalagi jika yang menjadi korban adalah seorang anak remaja. Emosi remaja yang masih labil kerap membuatnya melakukan hal yang nekat karena tak tahan dibully, seperti memutuskan untuk bunuh diri.
Stephanie Almonte, gadis 12 tahun ini ditemukan gantung diri di atas tempat tidurnya tahun lalu. Dilansir dari nydailynews.com, sang ayah Ivan Almonte menuntut Nina Gribetz, guru Matematika Stephanie sebagai penyebab bunuh diri putrinya. Menurut penuturan teman-teman sekelas Stephanie, Stephanie sering dijadikan “target” oleh Nina di kelas.
Nina sering menghukum Stephanie tanpa alasan jelas, mempermalukannya di depan kelas, memberi nilai jelek di buku rapornya, dan dengan sengaja membuat Stephanie bermasalah dengan kedua orang tuanya sendiri. Kakak sulung Stephanie juga menceritakan kalau Stephanie sempat tak mau lagi pergi ke sekolah. “Ini semua salah guru itu (Nina),” kata Ivan Almonte Jr. “Sebagai guru profesional, bagaimana ia bisa membuat murid merasa tersiksa seperti itu. Sebagai guru, ia seharusnya membantu murid-muridnya bukan malah merendahkan mereka,” imbuhnya.
Stephanie terus saja dibully. Bahkan ketika gadis yang tengah berjuang melawan depresi itu didiagnosis mengalami gangguan belajar dan harus berada di kelas khusus, ia tetap saja diperlakukan buruk oleh Nina. Ketika kelas gaduh atau berisik misalnya, Nina akan menyalahkan Stephanie meskipun sebenarnya Stephanie tak membuat keributan apapun di kelas.
Ivan Almonte bertemu dengan pihak sekolah tanggal 12 Mei 2014 untuk mendiskusikan nilai-nilai Stephanie. Sejam kemudian, setelah Stephanie menolak makan siang, Ivan menemukan putrinya tersebut sudah gantung diri dan sehari kemudian nyawanya sudah tak dapat diselamatkan lagi.
Dalam peringatan setahun meninggalnya Stephanie, ketiga teman sekelasnya berkumpul. Mereka berkata kalau Nina selalu saja mencari-cari kesalahan Stephanie. “Dia (Nina) selalu saja menindas Stephanie,” kata seorang teman Stephanie. “Stephanie menjatuhkan pensil saja sudah dihukum. Selalu saja ia yang kena. Kalau saya yang menjatuhkan pensil, mungkin tak akan dihukum.”
Namun, murid lain yang mengenal Nina mengatakan kalau rasanya tidak mungkin seorang guru seperti Nina akan menindas seorang anak. “Bu Nina adalah guru yang sangat baik, selalu melakukan yang terbaik,” kata seorang murid kelas 6. “Saya tak percaya ia bisa menindas atau menyiksa siapapun.”
Kasus seperti ini memang sangat memilukan, ya Ladies. Tindakan bullying memang perlu ditindak lebih tegas. Semoga kejadian nahas ini tak terulang kembali.
Sumber: Vemale.com