PENYANYI reggae Ras Muhammad ikut ambil bagian dalam gerakan anti bullying. Bukan hanya lewat lagu, dia aktif dalam kampanye di sekolah-sekolah. ”Saya kan menggeluti musik reggae, musik yang memang anti kekerasan dan anti bullying. Kita imbau anak muda agar stop bullying, harus ada solusinya,” ujarnya di sela peluncuran Buku Saku dan Panduan Anti Bullying di Taman Menteng, Jakarta Pusat, kemarin.
Praktek bullying di kalangan anakanak dan remaja dinilai Ras sudah meng khawatirkan. Selain menimbulkan trauma, praktek bullying bisa memicu tindak kriminalitas. ”Kekerasan jangan dilawan dengan kekerasan. Selama ini, senioritas selalu menjadi tolak ukur. Makanya dari tahun ke tahun bullying tidak akan hilang,” katanya. Menurut pria yang kerap memakai sorban di kepala itu, korban bullying di sekolah bisa diidentifikasi dengan mudah.
Biasanya, mereka yang terlihat lemah akan menjadi bahan intimidasi bagi yang bertubuh besar. ”Target-target bullying itu kan anakanak ‘aneh’. Biasa di-bully itu karena terlihat lemah. Mungkin karena kurus, jadi target,” tuturnya. Bukan baru sekarang, Ras mengaku sudah menciptakan lagu yang menyuarakan anti bullying sejak lima tahun lalu. Dia membawakannya dia atas panggung agar masyarakat semakin menyadari bahaya bullying.
”Waktu itu sama Saykoji, bikin lagu Kenapa Mesti Memikirkan. Itu untuk generasi muda agar tidak melakukan kekerasan, karena bullying kan elemen kekerasan juga,” terangnya. Tema sosial seperti itu disuguhkan Ras dalam sebuah album yang akan dirilis di Jerman. ”Saya lagi sibuk banyak hal. Nanti album terbaru akan rilis internasional. Bulan Mei dirilis oleh label dari Jerman,” ungkapnya.
Dalam album itu, pemilik nama asli Muhammad Egar itu berkolaborasi dengan musisi asal Jamaika. Lagunya dibuat dalam dua bahasa, Bahasa Inggris dan Indonesia. Baginya, album itu bukan hanya lompatan besar dalam karir musiknya. Tetapi juga sebagai bukti kalau musik reggae juga bisa sejajar dengan genre musik lain.
”Saya terbuka dengan musik apapun, dan saya cinta reggae. Tapi saya juga coba musik yang lain, seperti hip-hop, R&B dan saya tunjukkan lewat karya dan panggung. Tapi benang merahnya tetap reggae” tegasnya. (ash)