Mimic Theater, sebuah wadah bagi generasi muda untuk berkarya di bidang seni pertunjukkan teater. Tahun ini mereka membuat pementasan teater yang mengangkat isu bullying dan pelecehan seksual dan dampak psikologis yang dialami oleh korbannya. Sudah Dong mengakomodasi informasi yang tim produksi Mimic Theater butuhkan mengenai definisi bullying dan langkah yang bisa dilakukan untuk mencegah tindakan bullying dan support yang bisa diberikan untuk korban bullying.
Pertunjukan teater bertajuk “Narasi Hati Echa” merupakan sebuah cerita tentang dampak psikologis yang dialami oleh seorang anak remaja korban bullying dan pelecehan seksual, bernama Echa. Sebuah ruang hampa, ruang imaji yang ada di dalam kepala Echa, tercipta setelah percobaan bunuh diri, sebagai akibat dari ledakan emosi dan trauma psikologis yang dirasakannya. Karakter imaji pun tercipta, sebagai akibat dari gesekan memori dan trauma sejak Echa masih kanak-kanak hingga remaja. Keberadan dua karakter imaji yang kuat, yang diibaratkan sebagai air dan api, menjadi sahabat Echa didalam Ruang Hampa dan memberikan ketenangan sekaligus keberanian pada Echa. Pada Ruang Hampa, segala hal bisa terjadi. Memori saling beradu. Trauma-trauma mendesakan satu dan lainnya. Echa berada dalam sebuah fase yang terputus dari realita. Apa yang dilihat dan dirasakan pada Ruang Hampa, tidaklah seratus persen benar, namun seolah Echa lebih betah berada di sana dibandingkan kembali pada realita.
“Narasi Hati Echa” merupakan sebuah karya yang tercipta dalam Lokakarya Menulis Naskah Teater: Dunia Anak dan Remaja 2022 yang diselenggarakan oleh Dewan Kesenian Jakata. Pementasan ini dilaksanakan di Teater Wahyu Sihombing, Taman Ismail Marzuki dalam dua sesi dengan total kurang lebih 200 penonton yang hadir. Sudah Dong turut senang informasi mengenai bullying disampaikan dengan cara yang begitu menyentuh hati dan sangat menarik. Selamat untuk semua aktor dan pihak yang terlibat dalam produksi “Narasi Hati Echa”!