Kasus bullying di SMA Don Bosco Pondok Indah, Jakarta Selatan, menjadi pembelajaran bagi seluruh sekolah di Indonesia, supaya akasi serupa tidak lagi terjadi.”Saya yakin seyakin-yakinnya ini kehendak Tuhan, bukan yang merekayasa manusia. Saya yakin kejadian itu baik dan saya oke. Don Bosco sebagai yang meletup, tapi imbasnya seluruh Indonesia jadi baik, tidak ada bullying lagi,” kata Manajer Pendidikan Yayasan Pondok Indah Don Bosco Ibnoe Markatab, di Mapolda Metro Jaya, Sabtu (4/8/2012).Pihak Don Bosco, lanjutnya, juga akan melakukan sosialisasi kepada siswa lainnya, supaya kejadian serupa tidak terulang kembali.”Sosialisasi bisa dengan mengumpulkan anak-anak, orangtua, dan semuanya,” imbuh Ibnoe.Kasus bullying yang menimpa SMA Don Bosco, lanjutnya, sudah menjadi isu besar, karena dalam kasus serupa belum pernah ada yang dibawa sampai ke polda.”Harapan kami dari Don Bosco, mudah-mudahan hikmah bagi seluruh Indonesia, tidak terjadi bullying lagi, dan terjadi suatu pendidikan moral mulai dari SD sampai SMA,” tuturnya.Kasus bullying di SMA Don Bosco terungkap, setelah adanya laporan yang masuk ke Polres Metro Jakarta Selatan, Rabu (25/7/2012) malam.Seorang siswa baru di Don Bosco melaporkan telah dianiaya oleh beberapa kakak kelasnya. Laporan juga melampirkan hasil visum, yang memperlihatkan adanya luka sundutan dan memar pada tubuh korban.Aparat Polres Jakarta Selatan kemudian menindaklanjuti laporan, sampai akhirnya ditetapkan tujuh tersangka yang berasal dari siswa kelas tiga SMA Don Bosco, dan satu orang yang merupakan mantan siswa sekolah yang drop out.Para tersangka akan dijerat pasal 170 KUHP mengenai perusakan dan pengeroyokan, dengan ancaman hukuman lima tahun enam bulan. Serta, pasal 80 UU Perlindungan Anak No 23/2002, dengan ancaman hukuman 3-5 tahun penjara. (*)
TRIBUNNEWS. COM, JAKARTA.