Bagaimanakah aksi bully dapat dihentikan dan bagaimana mengatasi dampak yang ditimbulkannya, merupakan pertanyaan psikologis yang rumit. Tidak ada satu perangkat tindakan atau rujukan yang dapat berlaku pada semua situasi, tempat dan budaya yang beragam. Tidak ada seperangkat tips yang pasti manjur bagi semua orang. Karena pada dasarnya, besar atau kecilnya dampak aksi bully terhadap seseorang sangatlah bergantung pada seberapa tinggi tingkat sensitifitas psikis sang anak obyek/korban bully tersebut. Semakin tinggi rasa percaya diri seorang anak semakin rendah sensitifitas psikisnya terhadap bully, kalaupun ia merasakan tindakan tersebut sebagai serangan terhadap dirinya,ia cenderung mampu menguasai situasi dan melindungi psikisnya agar tidak tergerus dan larut dalam stress berkepanjangan.
Berikut ini adalah pengalaman dan pandangan beberapa orang yang mengalami bully dalam hidupnya, atau berupaya melindungi anaknya dari tindakan bully di sekolah :
1. Meminta sekolah berperan aktif dan tegas
Siti Mugi Rahayu, seorang guru, menulis dalam facebooknya sbb:
Bully, sebuah kata yang berarti mengintimidasi atau melakukan kekerasan atau pemaksaan baik dalam bentuk kata-kata maupun perbuatan kerap terjadi di sekolah. Dimungkinkan karena memang sekolah merupakan tempat bertemunya para siswa dengan level-level yang berbeda setiap tahunnya. Seperti kita tahu, setiap siswa level atas dalam sebuah sekolah adalah anak-anak yang memang telah mengalami masa tinggal di sekolah lebih awal satu hingga dua tahun dari siswa baru. Pengalaman mengajarkan para senior ini untuk menjadi orang-orang yang mempunyai power lebih kuat karena banyak faktor. Diantaranya adalah jumlah tahun yang telah dilewati, pertemanan yang sudah banyak baik dengan guru maupun siswa yang lain, keanggotaan dan keaktifan di sebuah organisasi sekolah, dan penguasaan sekolah secara fisik dan biasanya mempunyai tempat-tempat favorit untuk berkumpul.
Peristiwa bullying yang terjadi di sekolah “Don Bosco” mengingatkan kembali bahwa bully di sekolah kadang menjadi suatu aktivitas rutin di awal masa orientasi siswa baru dan kadang terus berlanjut hingga sang senior lulus. Tirani akan diwariskan kembali kepada adik kelasnya dan begitu seterusnya bagaimana sekolah menjadi tempat pengabadian tradisi siksa menyiksa siswa baru.
Sebuah kenyataan yang kadung pahit untuk dijalankan namun sayang untuk dilepaskan karena menjadi ajang balas dendam yang manis untuk para senior.
Padahal, sebenarnya bullying bisa dihentikan. Bagaimana caranya ?
Bullying terjadi akibat sistem, padahal sistem bisa diubah. Kenapa tidak ? Di sinilah peran sekolah dan orang tua pada saat tahun ajaran baru akan berlangsung sangat penting. Karena di awal tahun inilah kegiatan pertama siswa yaitu masa orientasi akan dilaksanakan.
Pada saat awal tahun ajaran kemarin, saya juga melakukan hal yang sama. Sebagai orang tua dari peserta didik baru saya harus menyempatkan diri mendatangi sekolah pada undangan rapatnya yang pertama. Saya percaya, orang tua yang baik akan memenuhi materi untuk anaknya sedangkan orang tua yang hebat akan memberikan dirinya untuk anaknya. Dan saya memilih jadi orang tua hebat.
Berhubung anak saya baru masuk SMP, maka saya masih beranggapan bahwa dia belum bisa melakukan hal-hal yang bahkan ditujukan untuk melindungi dirinya sekalipun. Untuk itu, saya harus yakin benar bahwa kegiatan orientasi yang dilakukan pada anak saya adalah orientasi yang aman dari bully.
Hal pertama yang saya minta pastikan dari kepala sekolah adalah tidak ada penyiksaan apapun pada peserta orientasi. Untuk itu, saya minta kepala sekolah dan guru-guru mengawasi program yang dilakukan anak-anak OSIS kepada adik-adik kelasnya. Kepala sekolah mengamini dan menyediakan diri untuk memantau aktivitas OSIS selama proses orientasi.
Hal kedua yang saya tanyakan adalah segala pernak-pernik yang dibawa anak-anak. Perihal tujuan, alasan, dan hukuman jika tidak membawa. Semisal, mengapa anak-anak harus menggunakan tas dari kantong kresek ? Satu sisi saya yakin bahwa jawaban kepala sekolah adalah pasti untuk kesamaan dan kesederhanaan. Tapi di sisi lain, inilah waktu yang tepat melihat kepedulian sekolah pada lingkungan. Dengan begitu, saya akan tahu sekolah ini sekolah yang go green atau tidak.
Setelah sekolah meyakinkan saya bahwa tidak akan ada penyiksaan terhadap anak-anak siswa baru, artinya saya siap melepas anak saya masuk sekolah tersebut. Bagaimanapun, bully lebih banyak dampak negatifnya daripada positifnya. Sekolah yang bertanggungjawab harus transparan terhadap program yang dibuat siswa. Bukan berarti manajemen sekolah harus terlibat langsung pada kegiatan orientasi namun setidaknya jika orang tua menekan pihak sekolah untuk memperhatikan kegiatan yang dikelola siswanya, setidaknya bullying akan bisa diminimalisir.
Hal kedua yang bisa dilakukan untuk menghentikan bully adalah memperbaiki kuantitas dan kualitas komunikasi antara siswa, guru, manajemen sekolah dan orang tua, dan bahkan komunikasi yang terjadi antara keempatnya. Jika ini berlangsung baik, maka diharapkan tidak ada lagi agenda tersembunyi yang dilakukan senior terhadap siswa juniornya termasuk di luar sekolah. Orang tua bisa juga memberitahukan kepada anaknya kepada siapa dia harus mengadu jika bully ternyata diterimanya di sekolah. Komunikasi menjadi penguat yang penting bagi anak untuk bisa menghentikan bully.
Sebagai guru dan orang tua, saya meyakini bahwa bullying terjadi akibat lengahnya orang tua dan guru pada program-program sekolah dan proses komunikasi.***
2. Menyalurkan stress akibat bully ke dalam kegiatan positif
Berkarya positif untuk menyalurkan kesedihan atau rasa tertekan yang diakibatkan oleh tindakan bully yang diterima juga merupakan salah satu cara yang banyak ditempuh, contohnya penyanyi Afghansyah Reza, yang menurut tempo.co.id edisi 18 desember 2013 juga pernah menjadi korban Bully saat masih duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP), Afgansyah Reza pun menuangkan pengalaman pribadinya itu ke dalam sebuah film. Namun, Afghan tak ingin membuat film yang biasa, ia pun memilih film musikal. ”Ini film musikal, yang menceritakan tentang bully. Ceritanya saya yang bikin, dan suara saya bisa didengar. Ceritanya tentang laki-laki yang suka dibully,” ucap Afgan saat ditemui di FX, Sudirman, Jakarta Pusat, Rabu (18/12/2013) malam.
Menurut Afghan, film musikal ini merupakan terobosan baru di Tanah Air. Apalagi ceritanya tentang kasus bully di lingkungan pendidikan. ”Fokus ceritanya tentang mental orang yang bullying. Sebagian sih dari pengalaman yang pernah saya rasakan. Pengin bikin film musikal sebagai terobosan baru,” ungkap Afghan.
Ini juga salah satu bentuk kampanye yang menjadi konsentrasi penyanyi berlesung pipit untuk menghentikan bully. “Film ini juga salah satu bentuk campaign tentang bullying, jadi stop bullying, Saya dulu korban bully. Saya sering saat SMP dibully dan saya ngerasa di Indonesia belum ada satu wadah yang peduli dengan isu ini (bully). Kalau di US (Amerika), mereka kampaye soal bully, untuk itu saya mau kampayekan anti bully,” ucapnya.
Untuk itu, Afgan menghimbau agar aksi bully di lingkungan sekolah dihentikan. Selain itu, Afgan juga akan membuat komunitas untuk menghentikan bully yang selama ini belum bisa hilang.
“Saya menghimbau jangan bully orang. Saya baca ada yang bunuh diri, yang berbakat jadi nggak berbakat lagi. Semoga tidak terjadi lagi, dan 2014 saya mau bikin komunitas soal bully, Efek bully itu besar ya. Biarpun kamu sudah sukses, luka yang didapat saat di-bully itu akan tetap terus ada. Bahkan beberapa orang sampai bunuh diri,” ujar Afghan.
Perlakuan bullying yang diterimanya tidak sekadar mental, tapi juga fisik. Afghan mengaku bahwa ia pernah dilempari batu saat sedang berlari. Beruntung, bullying tidak lantas membuatnya menjadi sosok yang tidak percaya diri. Ia membuktikan bahwa korban bullying juga bisa sukses dan melupakan semua perlakuan buruk yang pernah diterima. Pembuktian ia perlihatkan lewat prestasi di bidang musik dan film. Tim yang kuat serta fans yang tak pernah berhenti mendukungnya, diakui Afghan jadi kunci untuk kembali bangkit secara psikologis.
3. Maksimalkan peran orang tua menjadi partner bagi anak
Pengalaman Paris Jackson (15 th) yang dilarikan ke rumah sakit oleh keluarganya karena melakukan tindakan yang membahayakan dirinya sendiri. Paris melakukan itu setelah stress akibat bully yang ia terima melalui kanal media sosial. Sayangnya, Paris Jackson belum menemukan tips yang dapat dibagikan mengenai bagaimana caranya mengatasi aksi bully atau menghentikan aksi bully tersebut.
Sebuah sumber yang dikutip dari E! News mengatakan bahwa Paris mengalami bully di sekolah. “Dia tidak punya seseorang yang bisa benar-benar dijadikan teman di sekolahnya. Ia merasa aneh dan berjuang sendiri di tengah-tengah situasi yang membuatnya tidak nyaman di lingkungannya sendiri,” ujar salah seorang sumber.
Amanda Margia, Psikolog dan dosen Psikologi menuturkan kepada Fimela.com bahwa Seseorang dianggap menjadi korban bully ketika salah satu fungsi dalam hidupnya mulai terganggu. Perilaku anak berubah menjadi pemurung, menarik diri, malas belajar, atau mogok sekolah tanpa alasan yang jelas. Selama perilaku seseorang mengarah pada tindakan mengintimidasi, melakukan kekerasan (fisik ataupun verbal) terhadap orang lain sehingga orang tersebut tidak bisa berfungsi sebagaimana mustinya maka orang tersebut bisa disebut sebagai pelaku bully.
Sampai kapan kita mau sadar dan menyadarkan orang-orang di sekitar bahwa mem-bully sama saja dengan merenggut hak hidup orang. Bagaimana tidak, jika si korban bully menarik diri dari lingkungan sosialnya bahkan hingga memutuskan untuk mengakhiri hidupnya, artinya pelaku bully secara tidak langsung sudah “mematikan” kehidupan korban. Peran orang tua dan keluarga dalam mendampingi seorang remaja melalui stress akibat bully yang diterimanya sangatlah penting.
4. Ajari anak menghadapi bully
Tips menghadapi aksi bully dari “ayahbunda” versi online, membaginya berdasarkan jenis tindakan bully tersebut, yaitu antara lain :
- Agresif atau menyerang, seperti mendorong, memukul, menendang, menarik rambut dan merebut atau merampas.
Atasi dengan cara:
- Hentikan segera, jauhkan korban dari pelaku penyerangan. Tatap mata anak yang menyerang, katakan dengan tegas; “Nakal. Tidak boleh memukul.” Tak perlu penjelasan panjang lebar.
- Kendalikan diri Anda, meski Anda marah. Dengan terampil mengendalikan diri, anak belajar dari Anda untuk mengendalikan diri. Minta anak yang menyerang untuk minta maaf.
- Anak usia ini bisa diajak bicara soal perasaannya. Biasakan anak mengekspresikan perasaannya dengan kalimat, bukan pukulan.
- Jangan pukul balik anak bila ia memukul anak lain. Anak akan belajar, agresi adalah cara menyelesaikan masalah.
b. Bullying seperti; memeras, mengancam, mengintimidasi atau menekan.
Bila buah hatiAnda korban bully dalam kategori ini :
- Dorong anak untuk menceritakan pengalaman dan perasaannya. Tetap tenang, dengarkan dengan empati. Katakan, “Yuk, kita coba atasi bersama.”
- Pelajari situasinya, tanyakan pada anak bagaimana ia diperlakukan oleh temannya di sekolah. Katakan dengan lembut, bahwa ia tidak bersalah karena anak usia ini cenderung berpikir egosentris dan menyalahkan diri sendiri.
- Tingkatkan rasa percaya diri anak, ajarkan ia cara menghentikan bully dengan asertif, menolak segala bentuk intimidasi dan menghindarinya. Ajarkan anak berkata, “Aku nggak mau!”
- Bicara dengan guru wali kelas atau kepala sekolah bahwa anak Anda korban bully. Jangan berhubungan langsung dengan orang tua pelaku bully, biarkan kepala sekolah bertindak sesuai caranya.
- Dibutuhkan aksi kampanye yang kontinyu memerangi aksi bully
Dari situs dering.com dikabarkan bahwa Amanda, remaja berusia 15 tahun asal Kanada mengakhiri hidupnya karena tak tahan dibully. Tragisnya, sebulan sebelum bunuh diri, Amanda memposting penderitaannya lewat YouTube. Amanda bukanlah satu-satunya korban bullying yang memutuskan bunuh diri. Selain Amanda, tercatat nama Megan Taylor Meier, gadis muda asal Missouri, Amerika Serikat, yang tewas gantung diri beberapa minggu sebelum ulang tahunnya yang ke-14. Selain itu ada juga Phoebe Prince (15 tahun) yang juga bunuh diri karena tindakan bully yang serius dari teman-teman sekolahnya. Phoebe bahkan harus pindah dari Irlandia ke Massachusetts untuk menghindari serangan bully, namun tragisnya ia tetap memilih mengakhiri hidupnya.
Melihat begitu parahnya efek bully melalui media sosial memaksa situs raksasa Facebook meluncurkan kampanye untuk mengajak orang bertindak untuk menghentikan bullying. Kampanye ini juga diiringi dengan peluncuran aplikasi “Be Bold. Stop Bullying” di situs Facebook yang berfungsi sebagai media interaktif yang mengajak seluruh pengunjung halaman tersebut untuk berjanji bersatu untuk menghentikan tindakan bully. Setelah janji diambil, para pengunjung aplikasi tersebut dapat mengundang teman dan kerabat lainnya di Facebook untuk bergabung dalam gerakan tersebut. Janji bersatu menghentikan bully bukan hanya dimaksudkan tidak berpartisipasi dalam kegiatan bully yang dilakukan di media sosial, namun para pengunjung yang telah diambil janjinya berkewajiban untuk melawan setiap tindakan bully yang ada disekitar mereka.
Aplikasi “Be bold stop bullying” ini juga nantinya akan mampu menggambarkan peta daerah mana saja yang memiliki potensi besar tindakan bully. Langkah yang diambil Facebook ini banyak mendapat pujian. Sudah bukan rahasia lagi jika kehadiran media sosial membuka celah tindakan bully yang jauh lebih luas. Jika dalam kehidupan sehari-hari bully dapat dilakukan dalam cakupan ruang yang terbatas, lewat media sosial bully tersebut dapat diketahui seluruh dunia. Menurut salah satu pendukung gerakan ini, Chris Tanti, dengan adanya media sosial, para pem-bully lebih berani meledek dan mengintimidasi orang karena mereka tidak melihat reaksi orang yang diintimidasi. Namun dilain pihak, tindakan tersebut menimbulkan efek luka yang begitu besar dan mampu membuat korban merasa putus asa.
Sayangnya kampanye Facebook ini hanya disasar kepada pengguna Facebook di Australia. diharapkan Facebook nantinya akan memperluas area kampanye anti bully ini mengingat Australia bukanlah negara dengan kasus bully tertinggi di dunia. Berdasarkan sebuah survey yang diadakan Latitude News pada 40 negara di dunia, terungkap bahwa kasus bully tertinggi berada di negara Jepang. Yang mengejutkan dari survey tersebut adalah Indonesia tercatat sebagai negara dengan tindakan bully relative tinggi di dunia. Menurut survey, aksi bullying di Indonesia dominan dilakukan lewat media sosial.
- Pencegahan cyber bully melalui aplikasi teknologi
Sebuah developer perangkat seluler di Florida, Amerika, bekerjasama dengan “Stand for the silent Foundation” menciptakan aplikasi preventif bagi tindakan cyber bullying. Aplikasi tersebut di design untuk para orang tua mengawasi kegiatan media sosial anak-anak mereka, dengan aplikasi tersebut dapat terpantau apakah anak-anak mereka menjadi korban bully ataupun menjadi pelaku bully melalui media sosial. Aplikasi itu disebut Halt – Social Monitor, diciptakan oleh William Stark. Ia bekerjasama dengan Kirk Smalley, seorang ayah yang anaknya melakukan bunuh diri di usia 11 tahun setelah mengalami bully melalui kanal media sosial. Tindakan bunuh diri sebagai akibat di-bully ini diangkat ke dalam sebuah karya film documenter di tahun 2011.
Aplikasi monitoring tersebut dapat di download secara gratis di iTunes store : free to download in the iTunes store.
7. Membuat film yang mengkampanyekan kesadaran bersama mencegah aksi bully
Victoria Justice, seorang bintang drama “Victorious” yang popular di channel Nickelodeon mengeluarkan pernyataan terkait perannya dalam film “Outskirts” yang bercerita tentang perjuangan seorang remaja melawan serangan bully. Victoria juga mengalami bully ketika duduk di bangku SMA, yang ia terima melalui kanal media sosial. Fitnah dan celaan yang disebarkan secara online itu dianggapnya sangat mudah mempengaruhi perspektif para remaja muda usia . Victoria menyatakan keprihatinannya bahwa cyber bullying seolah tak dapat dibendung membanjir di media sosial dan mewarnai budaya amerika, seolah hal tersebut adalah lumrah saja. Ia menekankan pentingnya sebuah guidelines yang jelas mengenai cyber bullying.
Read more: http://www.endcyberbullying.org/victoria-justice-i-do-deal-with-cyberbullying/#ixzz3IGw29hMi
8. Aplikasi alert system mencegah sebelum posting cyber bully di upload
Trisha Prabhu (13 th) adalah pelajar asal Chicago yang baru baru ini terpilih sebagai salah satu dari 15 finalis dalam Google’s Global Science Fair, dengan karya ilmiah berupa sebuah alert system online yang akan memberikan peringatan sebelum seseorang memposting sesuatu yang dapat digolongkan ke dalam kategori tindakan bully.karya ilmiah ini ditujukan sebagai upaya menghentikan aksi cyber bullying. Karya ilmiah tersebut diberi nama “Rethink”, setelah dicobakan dalam 1500 kali pemunculan secara online, terdeteksi bahwa tujuan proyeknya berhasil karena aplikasi tersebut mampu meredam hingga 93,43 persen jumlah posting yang menyakitkan perasaan orang.
“I hypothesized that if adolescents (ages 12-18) were provided an alert mechanism that suggested them to re-think their decision if they expressed willingness to post a mean/hurtful message on social media, the number of mean/hurtful messages that adolescents will be willing to post would be lesser than adolescents that are not provided with such an alert mechanism,” tulis Trisha Prabhu pada Google science fair application.
- Memaksimalkan peran orang tua melakukan monitoring kegiatan online anak melalui perangkat aplikasi monitoring.
iPhone merelease aplikasi Teensafe yang diklaim sebagai aplikasi paling modern dan efektif dalam memerangi cyber bullying. Aplikasi berupa monitoring tool tersebut dapat dibeli di pasaran. Monitoring tool tersebut membantu para orang tua untuk memantau kegiatan online media sosial anak anak mereka termasuk iMessage, Instagram dan Facebook. Diharapkan keterlibatan orang tua mengawasi kegiatan media sosial anak ini mampu mencegah dampak negative berupa depresi dan stress berlebihan yang diakibatkan bully yang diperoleh secara online. Selain itu aplikasi Teensafe ini juga merelease sebuah Blog bernama “Teenology” yang didesign sedemikian rupa sehingga mampu membimbing para orang tua untuk menjaga anak mereka agar dapat menikmati teknologi internet secara aman.
***