Kasus-kasus bullying atau penindasan yang terjadi di sekolah dan lingkup pergaulan anak-anak dalam liputan-liputan media massa memang cukup mengkhawatirkan. Bullying merupakan masalah yang cukup krusial dalam pergaulan anak-anak dan remaja dewasa ini. Walaupun terlihat sepele, tetapi masalah ini ternyata membawa dampak yang cukup serius bagi perkembangan jiwa dan emosional anak di masa depan. Wajar kalau sebagai orang tua Anda merasa khawatir.
Tetapi tentu saja Anda tak bisa melindungi mereka selama tujuh kali dua puluh empat jam. Ada waktu-waktu tertentu di mana Anda tak bisa memberikan pengawasan penuh kepada mereka. Daripada bersikap overprotektif, akan lebih baik kalau Anda mengajarkan pentingnya mekanisme pertahanan diri kepada anak agar mereka bisa mempertahankan diri dari tindakan bullying. Tindakan ini akan berguna bagi mereka sampai di masa dewasa nanti.
Nah, cara apa saja yang perlu diajarkan orang tua agar anak bisa mempertahankan diri dari bullying? Berikut ini lima tips Dr. Laura Markham dari Aha! Parenting yang bisa Anda simak.
1. Besarkan anak di lingkungan yang penuh cinta
Cara paling efektif untuk mencegah anak menjadi korban bullying atau pelaku bullying di masa depan adalah dengan membesarkan mereka di lingkungan penuh kasih sayang sejak kecil. Cara Anda berinteraksi dengan pasangan dan anak-anak akan terekam dalam memori si buah hati dan ia terapkan pada kehidupan sosialnya di luar rumah. Jadi pastikan Anda memberi contoh yang baik baginya. Ajarkan kepadanya bahwa sikap-sikap yang menjurus pada penindasan secara emosional dan fisik merupakan hal buruk, agar ia tak melakukan hal ini kepada orang lain.
2. Pastikan Anda selalu dekat dengan anak
Agar Anda bisa mengetahui apa yang terjadi dalam kehidupan sosialnya di luar rumah, Anda perlu terhubung dengan anak secara emosional. Dengan begini anak tidak akan segan bercerita kepada Anda apa saja yang terjadi kepadanya setiap hari. Jadi jika dia menjadi korban bully atau malah melakukan tindakan bullying Anda bisa segera mengetahuinya dan mengambil tindakan sedini mungkin. Dengan begini anak jadi punya tempat untuk menyampaikan masalah mereka sehingga tidak jadi berlarut-larut seperti kasus-kasus bullying yang sering kita saksikan di liputan media massa.
3. Kembangkan rasa percaya diri anak
Salah satu faktor yang menyebabkan anak menjadi korban bullying adalah karena ia tidak memiliki rasa percaya diri yang cukup untuk menjadi mekanisme pertahanan dalam menghadapi bullying. Para penindas selalu mencari korban yang terlihat mudah. Anak-anak yang terlihat penakut, pemalu, dan tidak punya teman adalah target utama. Karena itu ajarilah anak untuk menunjukkan sikap percaya diri, terutama di hadapan orang lain yang bukan anggota keluarga. Ajarkan dia untuk bersikap ramah dan tidak bersikap malu-malu saat berbicara dengan orang lain.
4. Ajari anak untuk jadi berani
Cara yang ampuh untuk mencegah anak menjadi korban bullying adalah dengan bersikap berani. Ajari anak untuk menunjukkan ketegasan dalam menghadapi bullying. Ini tidak berarti Anda mengajarkan anak untuk melawan dengan kekerasan. Setidaknya mereka harus punya keberanian untuk berkata ‘tidak’ atau ‘berhenti’ saat ditindas.
Beri contoh kepada mereka cara mempertahankan diri jika hak mereka dilanggar (misalnya dengan menegur orang yang menyerobot antrean)
5. Kembangkan kemampuan bersosialisasi anak
Seperti yang sudah dijelaskan dalam poin ketiga, anak yang tidak punya teman merupakan target mudah bagi para penindas. Karena itu pastikan agar anak Anda punya kemampuan dasar dalam bersosialisasi yang cukup. Ini berguna baginya untuk menjalin pertemanan. Tentu saja ia tidak harus menjadi anak yang populer atau menonjol. Tetapi dengan kemampuan bersosialisasi yang cukup dia akan punya rasa percaya diri yang memadai untuk mendapatkan penghargaan yang sepantasnya dari lingkungan sekitarnya.
Nah, itulah lima hal yang bisa Anda ajarkan kepada anak agar mereka terhindar dari bullying. Satu hal lagi yang perlu Anda lakukan ketika anak mengadukan masalah bullying yang mereka alami adalah dengan bertindak suportif. Jangan menunjukkan sikap memojokkan kepada mereka.
Sumber: Merdeka.com